Minggu, 12 Maret 2017

MSDM Internatisional - Memahami Praktek Manajemen Kinerja di Perusahan Multinasional



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sebagian besar praktik-praktik untuk pengendalian operasi di luar negeri memiliki kesamaan dengan pengendalian operasi domestik dan harus tersusun manajemen kinerja yang baik dan teratur. Manajemen kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan / peninjauan kinerja, penilaian kinerja dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaan dan hukuman. Rangkaian kegiatan tersebut haruslah dijalankan secara berkelanjutan. . Proses perencanaan dan pengendalian yang diuraikan seperti perencanaan strategis, penyiapan anggaran, operasi, analisis varians dan pelaporan, evaluasi kinerja, dan kompensasi manajemen umumnya dapat diterapkan kepada organisasi multinasional, tetapi mereka harus disesuaikan dengan konteks organisasi ini. Seperti contoh, operasi di luar negeri dapat diorganisir sebagai pusat pengeluaran, pusat pendapatan, pusat keuntungan, bahkan sebagai pusat investasi berikut pertimbangan yang menentukan pilihan dari tipe-tipe tertentu pusat tanggung jawab, yang dalam banyak hal adalah sama dengan operasi domestik. Akan tetapi terdapat satu perbedaan penting, yaitu jika operasi di luar negeri tersebut merupakan pusat pengeluaran atau pusat laba untuk tujuan pengendalian, kerap kali ini merupakan pusat laba untuk tujuan akuntansi. Banyak operasi di luar negeri merupakan entitas legal yang didirikan di Negara tuan rumah, dan oleh karena itu mereka harus memelihara seperangkat catatan akuntansi yang lengkap untuk kepentingan hukum dan perpajakan.
Terdapat tiga masalah khusus dalam organisasi global: perbedaan kebudayaan, harga transfer, dan perbedaan nilai tukar mata uang. Bab ini akan secara khusus membahas ketiga topic ini. Mesipun pembahasan yang kita lakukan dinyatakan dalam kondisi AS dan anak-anak perusahaannya di luar negeri, masalah umum yang sama dapat ditemukan pada induk perusahaan dari Negara mana pun beserta anak perusahaannya di luar negeri





Rumusan Masalah

Berdasarkan judul makalah di atas, rumusan masalah  yang menjadi fokus dalam makalah  ini adalah:

·         Mengetahui pemahaman tentang manajemen kinerja.

·         Mengetahui Perusahaaan Multinasional.

·         Mengetahui Pemahaman Praktek Manajemen Kinerja di Perusahan Multinasional.

























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen Kinerja
Secara mendasar, Manajemen kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan / peninjauan kinerja, penilaian kinerja dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaan dan hukuman. Rangkaian kegiatan tersebut haruslah dijalankan secara berkelanjutan.
Pandangan Dasar Sistem Manajemen Kinerja:
Bacal (1998) mengungkapkan lima pandangan dasar dalam sistem manajemen kinerja.
1.      Model integratif untuk kinerja organisasi. Pada pandangan ini, manajemen kinerja sebagai suatu struktur sistem integratif yang saling berkesinambungan antar aspek. Sehingga, keberhasilan manajemen kinerja ditentukan oleh keseluruhan aspek yang ada dalam suatu organisasi, tidak ditentukan bagian per bagian.
2.      Fokus pada proses dan hasil. Manajemen kinerja menjadi suatu sistem yang tidak hanya berorientasi pada hasil (pandangan tradisional). Proses menjadi salah satu aspek penunjang yang penting dalam penentuan hasil yang baik.
3.      Keterlibatan pihak yang berkaitan dalam pencapaian tujuan. Pekerja sebagai subyek utama yang melakukan proses bisnis organisasi secara langsung. Maka dari itu, keterlibatan pihak yang berkaitan (pekerja) menjadi penunjang dalam pencapaian tujuan organisasi.
4.      Penilaian kinerja objektif dan mengena pada sasaran. Manajemen kinerja mencakup penilaian kinerja objektif dan sesuai dengan sasaran tiap bagian organisasi yang berkaitan. Akhirnya, hal ini berpotensi pada dampak positif dari penilaian kinerja yang sukses dan terstruktur.
5.      Evaluasi dan pembelajaran antara atasan dan bawahan. Manajemen kinerja yang baik mampu menyediakan suatu hasil evaluasi kinerja terukur. Hasil evaluasi dapat memberikan informasi pada pihak terkait (atasan maupun bawahan). Informasi mengenai hasil evaluasi dapat menjadi sarana pembelajaran dan penentu tindakan perbaikan di masa mendatang.

Tahapan Manajemen Kinerja:
Tahapan Manajemen Kinerja Menurut Williams (1998), terdapat empat tahapan utama dalam pelaksanaan manajemen kinerja. Tahapan ini menjadi suatu siklus manajemen kinerja yang saling berhubungan dan menyokong satu dengan yang lain.
1. Tahap pertama ( Directing / Planning)
Tahap pertama merupakan tahap identifikasi perilaku kerja dan dasar/basis pengukuran kinerja. Kemudian, dilakukan pengarahan konkret terhadap perilaku kerja dan perencanaan terhadap target yang akan dicapai, kapan dicapai, dan bantuan yang akan dibutuhkan. Indikator-indikator target juga didefinisikan di tahap ini. Menurut Khera (1998), penentuan target/goal akan efektif bila mengadopsi SMART. SMART merupakan singkatan dari Spesific, Measureable, Achievable, Realistic, dan Timebound (dalam Ilyas, 2006, p. 28). Sebuah target harus jelas apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapainya (spesific), terukur keberhasilannya (measureable) dan orang lain dapat memahami/melihat keberhasilannya. Target harus memungkinkan untuk dicapai, tidak terlalu rendah atau berlebihan (achievable), masuk akal dan sesuai kondisi/realita (realistic), serta jelas sasaran waktunya (timebound).

2. Tahap kedua ( Managing / Supporting )
 Tahap kedua merupakan penerapan monitoring pada proses organisasi. Tahap ini berfokus pada manage, dukungan, dan pengendalian terhadap jalannya proses agar tetap berada pada jalurnya. Jalur yang dimaksudkan disini adalah kriteria maupun proses kerja yang sesuai dengan prosedur berlaku dalam suatu organisasi.
3. Tahap ketiga ( Review / Appraising)
Tahap ketiga mencakup langkah evaluasi .Evaluasi dilakukan dengan flashback/review kinerja yang telah dilaksanakan. Setelah itu, kinerja dinilai/diukur (appraising). Tahap ini memerlukan dokumentasi/record data yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi. Evaluator harus bersifat obyektif dan netral agar didapat hasil evaluasi yang
valid.

4. Tahap keempat ( Developing / Rewarding )
Tahap keempat berfokus pada pengembangan dan penghargaan. Hasil evaluasi menjadi pedoman penentu keputusan terhadap action yang dilakukan selanjutnya. Keputusan dapat berupa langkah perbaikan, pemberian reward/punishment, melanjutkan suatu kegiatan/prosedur yang telah ada, dan penetapan anggaran.

Tujuan Manajemen Kinerja:
Adapun tujuan dari manajemen kinerja adalah (Williams, 1998; Armstrong & Baron,    2005; Wibisono, 2006):
·         Mengatur kinerja organisasi dengan lebih terstruktur dan terorganisir.
·         Mengetahui seberapa efektif dan efisien suatu kinerja organisasi.
·         Membantu penentukan keputusan organisasi yang berkaitan dengan kinerja organisasi, kinerja tiap bagian dalam organisasi, dan kinerja individual.
·         Meningkatkan kemampuan organisasi secara keseluruhan dengan perbaikan berkesinambungan.
·         Mendorong karyawan agar bekerja sesuai prosedur, dengan semangat, dan produktif sehingga hasil kerja optimal.

B. Pengertian Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara, perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen global.
Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik.
Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai.
PMN seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk memproduksi barang tertentu yang mereka butuhkan.Perusahaan multinasional pertama muncul pada 1602 yaitu Perusahaan Hindia Timur Belanda yang merupakan saingan berat dari Perusahaan Hindia Timur Britania.
Ciri – Ciri Perusahaan Multinasional
PBB dalam laporan tahunan 1973 mendefinisikan Perusahaan Multinasional sebagai suatu perusahaan yang kegiatan pokoknya meliputi usaha-usaha pengolahan/manufaktur atau pembrian jasa dalam sedikitnya dua negara. Perusahaan Mutinasional merupakan sumber dari penanaman modal asing langsung dan jumlahnya merupakan ukuran kegiatan perusahaan itu. Sebagian besar dari penanaman modal asing di negara-negara sedang berkembang diusahakan di bidang sumber daya alam, sisanya dibidang pengolahan, perdagangan, prasarana, transport, perbankan, turisme, dan jasa-jasa lainya.

Kelebihan dan Kekurangan Perusahaan Multinasional
Kelebihan Perusahaan Multinasional
1. Menambahkan devisa negara melalui penanaman di bidang ekpor.
2. Mengurangi kebutuhan devisa untuk impor disektor industri.
3. Memodernisir industri.
4. Ikut mendukung pembangunan nasional.
5. Menambah kesempatan kerja dengan membuka lapangan kerja baru
Kekurangan Perusahaan Multinasional.
Makin banyaknya Perusahaan Multinasional yang didirikan dapat mempengauhi kekusaan ekonomi negara. Tetapi, jika jumlahnya sedikit, maka arti kuantitatifnya tidak banyak.
Perusahaan Multinasional tersebut memperoleh hasil berupa :
1.         Keuntungan yang akan dialihkan ke luar negeri kepada pemegang sahamnya.
2.         Penyusutan/depresiasi, dalam praktek sering digunakan untuk menyembunyikan keuntungan-keuntungan agar tidak terkena pajak. Dapat merusak kehidupan politik dan ekonomi negara.
C. Praktek Manajemen Kinerja di Perusahaan Multinasional
Negara-negara memiliki perbedaan budaya , sistem hukum politik , dan ekonomi ,tidak mengherankan praktik-praktik SDM cenderung berbeda antar negara-negara.
Prosedur Seleksi Personel
Pengusaha di seluruh dunia cenderung menggunakan kriteria dan metode yang sama untuk menyeleksi karyawan. Di AS,yaitu memberikan wawancara personel,kemampuan seseorang dalam melakukan persyaratan teknik,dan membuktikan pengalam kerja dalam pekerjaan yang sama. Kemudian dengan Ujian Karyawan,Ujian Karyawan adalah satu dati tiga praktik seleksi di RRC,Indonesia ,dan Korea.
Tujuan Penilaian Kerja
Penggunaan hasil penilaian kerja oleh pengusaha cenderung lebih bervariasinya negara yang berbeda. Misal,pengusaha di Taiwan, AS, Kanada memeringkat untuk menentukan pembayaran sebagai salah satu dari tiga alasan menilai kinerja,tujian tersebut tidak penting di Korea dan Meksiko. Di AS ,Taiwan,dan Australia menekankan penggunaan nilai untuk menghasilkan informasi mengenai kinerja karyawan,sementara di Meksiko dan Rrc tujuan ini di prioritas bawah. Untuk mengenali bawahan adalah tujuan utama penilaian di Jepang dan Meksiko.

Praktik-Praktik Pelatihan Dan Pengembangan
Tujuan dari program pelatihan dan pengembangan biasanya terdapat lebih banyak kesamaan daripada perbedaan antar negara. Khususnya pengusaha dimanapun memeringkat untuk meningkatkan kemampuan teknis sebagai tujuan utama pelatihan bagi para karyawan. Alasan utama memberikan pelatihan cenderung sama tanpa memandang negara,jumlah pelatihan yang diberikan perusahaan berbeda secara substansial dari satu negara ke negara lain, contoh biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan per karyawan bervariasi dari yang terendah $241 di Asia(kecuali Jepang),$359 di Jepang, dan $724 di AS. Total jam pelatihan karyawan yang tersedia per tahun bervariasi dari 26 jam di Asia samapi lebih dari 49 jam di Eropa. Di sisi lain pengusaha di dunia konsisten dalam metode penyampaian pelatihan. Pelatihan dalam kelas mempresentasikan bagian terbesar dari waktu pelatihan di seluruh negara dan wilayah.
Penggunaan Intensif Pembayaran
Tujuan berkenaan dengan pemanfaatan intensif finansial berupakan hal berlawanan dengan intuisi. Penekanan pada pembayaran kinerja di AS, dan RRC ,orang lebih menduga para manajer AS yang lebih menekankan intensif daripada RRC. Berdasar survei intensif hanya memainkan peran moderat dalam paket pembayaran AS. Di RRC,Jepang,Taiwan intensif memerankan peran relatif penting. Pemilik usaha kecil tidak kebal terhadap perbedaan global seperti ini.
Bagaimana Mengimplementasikan SDM Global
Perbedaan budaya dalam praktik SDM di dunia beralasan dengan adanya pertanyaan” realistiskah perusahaan mencoba menerapkan sistem SDM terstandarisasi sebagian besar fasilitasnya di dunia?” dari hasil studi menjawab “ya”,,menunjukan pengusaha harus menunda para manajer lokal pada beberapa maslah spesifik. Fakta bahwa baru-baru ini terdapat perbedaan penting yang disarankan ,hal terpenting adalah tahu bagaimana menciptakan dan menerapkan sistem SDM global.
Dalam studi ini,peneliti mewawancarai personek sdm dari 6 perusahaan global(Agilent,Dow,IBM,Motorola,Procter&Gamble,dan Shel Oil Co). Kesimpulan mereka bahwa para pengusaha yang sukses menerapkan sistem SDM global mengaplikasikan berbagai praktik SDM internasional terbaik dalam melakukannya. Membuat mereka mampu menciptakan sistem sdm global yang dapat diterima,yang dikembangkan secara lebih efektif,dan para staf SDM dapat menerapkannya secara lebih efektif.
Membuat Sistem SDM Global Lebih Dapat Diterima
Pertama,para pengusaha terikat 3 praktik terbaik,pada akhirnya sistem SDM global yang dikembangkan diterima para manajer lokal di dunia.
1.      Ingat bahwa sistem global lebih diterima di organisasi yang benar-benar global. Perusahaan-perusahaan dan manajer berfikir bahwa mereka memiliki ruang lingkup dan perspektif global,dan sebagian besar fungsi-fungsi dan operasi unit mereka benar-benar berbasis global. Contoh , organisasi yang benar-benar global mensyaratka para manajer bekerja dalam tim global,mengidentifikasi dan merekrut serta menempatkan karyawan secara global.
2.      Menyelidiki intimidasi terhadap defernsiasi dan tentukan legitimasi mereka. Para manajer SDM berupaya untuk menstandarisasi seleksi,pelatihan,penilaian,kompensasi,atau praktik-praktik SDM lain di seluruh dunia akan selalu menemui resistensi dari para manajer yeng menolak. Penggunaan kata “menyelidiki” tidak berarti memaksakan sistem yang sudah sesuai lokal. Menilai secra hati-hati budaya lokal atau perbedaan-perbedaan mungkin melemahkan sisitem baru tersebut. Miliki pengetahuan masalah hukum setempat dan kemampuan tampil beda saat diperlukan,kemudian unjuk pasar dengan yang baru.
3.      Cobalah bekerja dalam konteks perusahaan yang kuat. Budaya perusahaan ynag kuat membantupemanfaatan wewenang menolak perbedaan geografis. Menciptakan budaya perusahaan yang kuat menemukan bahwa lebih mudah mencapai kesepakatan antar karyawan dengan jarak jauh saat tiba waktunya menerapkan praktik-praktik yang terstandarisasi di seluruh dunia. Contoh,Procter&Gamble memiliki budaya perusahaan kuat karena cara merekrut,menyeleksi,melatih, dan memberi penghargaan pada mereka para manajernya memimiliki kesadaran kuat terhadap nilai bersama. Memilik i kesepakatan global memudahkan perusahaan mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik sdm yang terstandarisasi seluruh dunia.
Mengembangkan Sistem SDM Global Yang Lebih Efektif
Sama juga,Peneliti telah menemukan perusahaan-perusahaan terkait pada beberapa praktik pengembangan sisitem sdm yang efektif di dunia.
1.      Membentuk jaringan sdm global. Manajer sdm perusahaan diseluruh dunia harus merasa bahwa tidak hanya para manajer sdm lokal,tapi merupakan satu bagian kesuluruhan yang lebih besar dinamakan jaringan SDM global perusahaan. Pada kenyataan peneliti menemukan dalam pengembangan sistem SDM global,faktor terpenting untuk mencapai keberhasilan adalah menciptakan infrastruktur rekaan di seluruh dunia yang digunakan untuk mendukung,membeli,mengorganisasikan kegiatan setempat untuk membantu lebih memahami sisitem mereka sendiri serta tantangan yang dihadapi. Memperlakukan manajer lokal sebagai rekanan setara bukan pelengkap.
2.      Ingat bahwa lebih penting menstandarisasikan hasil akhir dan kompetensi daripada metode tertentu. Contoh,mempertimbangkan pelamar,peneliti menyimpulkan meskipun perusahaan-perusahaan dapat berupaya melakukan standarisasi perangkat secara global ,point pentingnya adalah menstandarisaikan apa yang dinilai tapi jadi fleksibel bagaimana hal itu dinilai.
Menerapkan Sistem SDM Global
Sesungguhnya menerapkan sistem SDM global,beberapa praktik-praktik terbaik membantu memastikan implementasi lebih efektif.
1.      Ingat,”Anda tidak dapat cukup mengomunikasikan”. Contoh,kebutuhan untuk kontak tetap dengan para pembuat keputusan di tiap negara,juga dengan orang-orang yang menerapkan dan menggunakan sistem tersebut.
2.      Dedikasikan sumber daya yang memadai untuk upaya-upaya SDM global . contoh, jangan mengharapkan kantor SDM setempat dengan tiba-tiba menerapkan prosedur analisis pekerjaan baru kecuali kantor pusat memberikan sumber daya yang memadai unuk kegiatan-kegiatan tambahan.
Penyusunan Staf Organisasi Global
Penyusunan staf organisasi global pengusaha adalah inti dari SDM Internasional. Proses ini meliputi pengidentifikasian dan penyeleksian orang-orang yang akan mengisi posisi tersebut diluar negeri, dan kemudian menempatkan mereka di posisi –posisi itu.
Penyusunan staf internasional : Dari Nagara Asal atau Local
Multinational company/MNC menggunakan beberapa jenis manajer internasional. Lokal adalah warganegara dari negara tempat mereka bekerja. Ekspatriat adalah bukan warganegara dari negara dimana mereka bekerja. Kewarganegaran negara asal adalah warganegara dari negara dimana perusahaan multinasional memiliki kantor pusatnya. Kewarganegaraan ketiga adalah warganegara dari sebuah negara selain dari negara asal. Sebagai contoh, seorang eksekutif Inggris yang bekerja dicabang Tokyo dari sebuah bank multinasional AS. Ekspatriat masih mewakili minoritas dari manajer multinasional. Jadi sebagian besar posisi manajerial diisi oleh orang lokal dari pada ekspatriat baik dalam operasi kantor pusat atau cabang luar negeri.
Terdapat beberapa alasan tergantung pada manajer lokal untuk mengisi peringkat manajemen cabang luar negeri pada perusahaan. Banyak orang yang tidak ingin bekerja di negara asing, dan biaya menggunakan ekspatriat biasanya jauh lebih besar daripada biaya yang menggunakan pekerja lokal.Orang lokal mungin memandang perusahaan multinasional sebagai” warga negara yang lebih baik” jika mereka menggunakan bakat manajemen lokal, dan beberapa pemerintahan bahwa menekannkan “nativasi” dari manajemen lokal. Mungkin terdapat ketakutan akan ekspatriat , yang mengetahui bahwa mereka ditempatkann kecabang luar negri hanya beberapa tahun, dapat ter;alu menekankan proyek jangka pendek dari pada tugas jangka panjang. Alasan utama menggunakan ekspatriat adalah kompetensi teknis, maksudnya pengusaha sering tidak dapat menemukan kandidat lokal yang memiliki kualifikasi teknis yang dibutuhkan. Perusahaan multinasional juga memandang keberhasilan tugas di luar negeri sebagai sebuah langkah yang perlu dalam mengembangkan para manajer puncak.
Offshoring/SubKontrak
Offshoring/SubKontrak-menugaskan karyawan lokal luar negeri untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh karyawan domestik negaranya-yang tumbuh dengan pesat.
Pekerjaan offshoring sangat kontroversial. Terdapat pro dan kontra dalam pekerjaan ini, tetapi tidak ada keraguan bahwa offshoring adalah masalah yang harus dihadapi oleh para manajer SDM. Satu hal, offshoring cenderung menjadi kegiatan yang menggantung pada SDM secara khusus. Terutama saat perusahaan membuka cabang diluar negeri sehingga mereka harus mengembangkan pasar yang baru atau membuka fasilitas manufaktur yang baru untuk melayani pasar-pasar lokal. Offshoring hampir seluruhnya melibatkan SDM.satu hal yang harus dilakukan dengan hati-hati oleh manajer SDM ketika melakukan offshoring adalah bahwa menemukan kota diluar negeri yang memberikan tenaga kerja yang murah dengan kompetensi yang tinggi secara teknis adalah salah satu tugas yang menentukan keberhasilan offshoring. Hal lainnya, adalah manajer SDM harus memastikan adanya stuktur manajemen dan pengawasan yang berjalan dengan baik untuk mengelola para pekerja, dan semua karyawan tersebut mendapatkan penyaringan dan pelatihan yang mereka butuhkan. Selanjutnya, dengan adanya jarak yang jauh, manajer SDM harus memastikan bahwa kebijakan kompensasi dan kondisi kerja yang memuaskan. Akhirnya. Offshoring adalah industri yang tumbuh dengan cepat, dan semua karyawan lokal ini adalah bagian dari talenta bergerak yang dapat dengan mudah berpindah pada pengusaha lainnya.
 Nilai-nilai kebijakan penyusunan staf internasional
Dalam perusahaan yang dijalankan secara etnosentris, sikap yang berlaku adalah sikap negara asal, gaya manajemen, pengetahuan, kriteria evaluasi dan para manajer adalah superior terhadap apapun yang mungkin ditawarkan oleh negara setempat. Dalam perusahaan polisentris, terdapat keyakinan bahwa hanya para manajer negara setempat yang benar-benar dapat memahami budaya dan perilaku pasar negara setempat, makanya cabang luar negeri harus dikelola oleh orang lokal. Dan dalam perusahaan geosentris,terdapat keyakinan bahwa seluruh staf manajemen harus dipindahkan berdasarkan basis global,berdasarkan asumsi bahwa manajer terbaik untuk posisi tertentu dimana saja bisa jadi ada, dimana saja dari sekian banyak negara sempat perusahaan dapat menjalankan kegiatannya. Maksudnya dalam penyusunan staf geosentril, mencari orang terbaik untuk pekerjaan kunci diseluruh organisasi,dengan mengabaikan kewarganegaraannya. Hal ini membantu membangun budaya yang lebih kuat dan lebih konsisten dan menetapkan nilai-nilai diantara seluruh tim manajemen global.
Mengapa Penugasan Internasional Gagal
Penugasan internasional adalah inti dari SDM internasional, dalam penugasan internasional terdapat kegagalan yang disebabkan oleh :
1.       faktor kepribadian
Dalam studi atas 143 karyawan ekspatriat,orang-orang yang ekstrovert, menyenangkan , dan stabil secara emosional memiliki kemungkinan lebih kecil untuk berhenti lebih awal.
Dalam sebuah studi, para manajer dari perusahaan Eropa hanya menekankan pada ketidak mampuan pasangan manajer untuk menyesuaikan diri sebagai alasan gagalnya penugasan ekspatriat. Studi lainnya juga menekankan pengaruh pasangan yang tidak puas pada penugasan internasional.
Seperti yang dikatakan seorang pakar : “Proses pemilihan adalah cacat secara fundamental … Penugasan ekspatriat jarang gagal karena orang itu tidak dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan teknis pekerjaan itu. Seleksi ekspatriat dilakukan oleh manajer lini berdasarkan pada kompetensi teknis. Mereka gagal karena masalah keluarga dan pribadi dan kurangnya keterampilan budaya yang belum menjadi bagian dari proses tersebut.”
2.      Tekanan keluarga :Seperti ketidakmampuan pasangannya menyesuaikan diri, masalah keluarga lainnya , 
3.      Ketidakmanpuan manajer itu menyesuaikan diri
4.      Ketidakmatangan pribadi atau emosional manajer
5.      Ketidakmanpuan manajer itu menyesuaikan diri
6.      dan Ketidakmampuan untuk mengahadapi tanggung jawab luar negeri yang lebih besar.
Ada langkah yang dapat diambil oleh pengusaha dalam mengurangi kegagalan dalam penugasan dengan memberikan ulasan realistis tentang apa yang harus diharapkan, penyaringan yang teliti,meningkatkan orientasi, dan paket tunjangan yang lebih baik merupakan solusi yang jelas.
Melakukan seleksi manajer internasional
Proses yang digunakan perusahan untuk menyeleksi para manajer bagi operasi mereka baik domestik atau luar negeri jelas memiliki banyak kesamaan. Dalam penugasan, kandidatnya harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis untuk melakukan pekerjaan, dan kecerdasan serta keterampilan untuk menjadi seorang manajer yang berhasil.
Penyaringan kemampuan beradaptasi Proses yang bertujuan untuk menilai kemungkinan keberhasilan orang yang ditugaskan (dan pasangannya) dalam menangani perpindahan keluar negeri.
§  Faktor-faktor Penting Orang Ditugaskan Secara Internasional :
1.  Pengetahuan dan Motivasi Pekerjaan
1.      Kemampuan manajerial
2.      Kemampuan organisasi
3.      Imajinasi
4.      Kreativitas
5.      Keterampilan administratif
6.      Kewaspadaan
7.      Tanggung jawab
8.      Ketekunan
9.      Inisiatif dan energi
10.  Motivasi yang tinggi
11.  Terus terang
12.  Keyakinan dalam misis dan pekerjaan
13.  Kekerasan hati
2. Keterampilan Berhubungan
1.      Rasa hormat
2.      Sopan santun dan kebijaksanaan
3.      Memperlihatkan rasa hormat
4.      Kebaikan hati
5.      Empati
6.      Tidak berprasangka
7.      Integritas
8.      Keyakinan diri
3. Fleksibilitas/Kemampuan Beradaptasi
1.      Panjang akal
2.      Kemampuan menghadapi tekanan
3.      Fleksibilitas
4.      Kestabilan emosional
5.      Kesediaan untuk berubah
6.      Toleran kepada ambiguitas
7.      Kemampuan beradaptasi
8.      Mandiri
9.      Dapat diandalkan
10.  Peka secara politis
11.  Citra diri yang positif
4. Keterbukaan Budaya Luar
1.      Keragaman minat luar
2.      Minat dalam budaya asing
3.      Keterbukaan
4.      Pengetahuan bahasa dan ekstrovet
5.      Pengalaman luar negeri
5. Situasi Keluarga
1.      Kemampuanberadaptasidaripasangan dan keluarga
2.      Pendapatpositifpasangan
3.      Kesediaanpasanganuntuktinggal di luarnegeri
4.      Pernikahan yang stabil




  Melatih dan Mempertahankan Karyawan Internasional
1.      Mengorientasikan dan melatih karyawan pada penugasan internasional
Memberikan orientasi dan latihan yang dibutuhkan untuk keberhasilan diluar negeri dengan memberikan pelatihan khusus. Dalam pelatihan khusus terdapat pendekatan 4 langkah yaitu:
o   Berfokus pada dampak perbedaan budaya
o   Mempunyai tujuan untuk membuat para partisipan memahami bagaimana sikap (baik positif atau negatif) terbentuk dan sebagaimana hal itu mempengaruhi perilaku.
o   Memberikan pengetahuan faktual tentang negara tujuan
o   Meningkatkan ketrampilan seperti bahasa dan ketrampilan penyesuaian  dan adaptasi.
Diluar kebutuhan pelatihan khusus ini,para manajer luar negeri terus membutuhkan pelatihan dan pengembangan tradisional. Misalnya ,di IBM pengembangan meliputi penugasan rotasi yang mengizinkan manajer luar negeri untuk berkembang secara profesional. Sebagai tambahan untuk mengembangkan ketrampilan para manajer ini, aktivitas pengembangan manajemen internasional juga dapat memberi dampak yang lebih terlihat pada para manajer dan perusahaan mereka. Sebagai contoh, penugasan rotasi dapat membantu para manajer membentuk ikatan dengan para kolega mereka diseluruh dunia,dan mereka dapat menggunakan kontak tersebut untuk membuat keputusan dibuat secara lebih tepat guna. Seperti mengikuti aktivitas seminar secara periodik .mereka juga dapat membantu memberikan konsistensi tujuan yang dapat meningkatkan pengendalian,dengan membangunsekumpulan nilai, standar,dan budaya perusahaan menyatu.
Tren dalam pelatihan ekspatriat
Terdapat beberapa tren dalam pelatihan dan pengembangan bagi ekspatriat. Pertama, tidak hanya memberikan pelatihan lintas budaya sebelum keberangkatan, justru semakin banyak perusahaan yang memberikan pelatihan lintas budaya yang berkelanjutan di negeri tujuan selama tahapan awal sebuah penugasan ke luar negeri. Yang kedua, para pengusaha menggunakan para manajer yang kembali sebagai sumber untuk menuai”penetapan pikiran global” dari staf mereka di kantor pusat.
2.      Kompensasi internasional
Semua masalah tentang kompensasi internasional memberikan banyak permasalahan yang rumit. Di satu isi, terdapat logika dalam mempertahankan skala penggajian dan kebijakan perusahaan sehingga dapat mengurangi resiko anggapan ketidakadilan,dan secara dramatis menyederhanakan pekerjaan menelusuri taraf upah yang berbeda di setiap negara.
Bentuk pendekatan yang menjadi dasar dalam kompensasi adalah
o   Pendekatan neraca : pendekatan yang paling umum untuk membuat rumusan pembayaran ekspatriat adalah dengan menyamakan daya beli lintas negara, sebuah teknik yang dikenal dengan pendekatan neraca.
o   Intensif , pembayaran ini berbasis kinerja sebagai insentif untuk membuat ekspatriat menerima dan tinggal dalam penugasan internasional. Premi pelayanan luar negeri adalah pembayaran keuangan bagi dan diatas pembayaran pokok biasa, dan biasanya berkisar antara 10% dan 30% dari pembayaran pokok. Meski demikian ,bahwa karena manajer cenderung mendapatkan premi ini dengan kenaikan yang kecil dari pembayaran pokok mereka, sangatlah mudah untuk salah menafsirkan hal ini sebagai”kenaikan gaji” biasa, dan kemudian menjadi membingungkan saat premi itu diberhentikan sekembalinya ekspatriat tersebut. Biaya kesukaran memberikan kompensasi kepada ekspatriat untuk kondisi kehidupan dan pekerjaan yang amat sukar dibeberapa lokasi luar negeri tertentu. Biasanya pengusaha membayarkan ini secara bertahap (dengan setiap pembayaran gaji) , jadi sangatlah penting untuk menjelaskan bahwa ini bukan kenaikan permanen. Premi mobilitas biasanya merupakan pembayaran satu kali dalam jumlah besar untuk memberikan penghargaan kepada karyawan karena pindah dari satu penugasan ke penugasan lain.
Penilaian Kinerja Para Manajer Internasional
Ada beberapa hal yang rumit dalam menilai kinerja seorang ekspatriat. Salah satunya, pertanyaan tentang siapa yang sebernarnya menilai ekspatriat itu adalah hal yang krusial. Tentu saja, manajemen lokal harus mendapatkan input , tetapi perbedaan budaya disini dapat membuat penyimpangan penilaian.jadi, para atasan dinegara setempat mungkin mengevaluasi seorang manajer ekspatriat di negara lain dengan agak negatif jika mereka merasabahwa pembuatan keputusan partisipatif yang dibuat manajer itu tidak pantas secar kultural. Disisi lain, para manajer kantor pusat mungkin sangat diluar jangkauan sehingga mereka tidak dapat memberikan penilaian yang sah,karena mereka tidak menyadari situasi yang dihadapi oleh para manajer lokal. Hal serupa, prosedurnya mungkin mengukur ekspatriat dengan kriteria obyektif seperti keuntungan pangsa pasar, tetapi kejadian lokal dapat mempengaruhi kinerja manajer itu sambil tetap” tidak terlihat” oleh staf kantor pusat.
Usulan untuk memperbaiki proses penilainan ekspatriat termasuk:
1.   Menentukan level kesulitan penugasan
2.   Memberikan bobot yang lebih besar terhadap penilaian manajer itu dilokasi daripada terhadap persepsi manajer tentang kinerja karyawan dinegara sendiri yang jauh
3.   Jika manajer kantor pusat melakukan penilaian tertulis secara aktual,mintalah ia untuk menggunakan saran dari mantan ekspatriat yang pernah di lokasi luar negeri yang sama.
3.      Hubungan pekerja internasional
Perusahaan yang membuka cabang di luar negeri akan menemukan perbedaan yang mencolok dalam praktik hubungan pekerja antar negara dan daerah di dunia. Hal ini penting mengingat serikat pekerja sebagai sebuah bagian dari orang orang yang mendapat upah dan gaji.
Masalah  hubungan kerja diberbagai negara dipengaruhi oleh:
o   Sentralisasi
o   Struktur serikat pekerja
o   Organisasi pengusaha
o   Pengakuan serikat pekerja
o   Keamananserikat pekerja
o   Isi dan lingkup kesepakatan
o   Penanganan keluhan
o   Pemogokan
o   Partisipasi pekerja
4.      Terorisme,Keamanan  dan SDM Global
Meningkatkan ancaman terorisme mempengaruhi kegiatan SDM domestik dan luar negeri. Secara domestik, misalnya bukti anekdot menyarankan bahwa hukum dan prosedu federal antiteroris yang baru mempengaruhi kemampuan pengusaha mengimpor dan mengekspor tenaga kerja.
Para pengusaha juga menghadapi resistenti yang lebih besar dari pada ekspatriat prospektif. Lebih banyak lagi yang menolak untuk menerima pengiriman ke luar negeri dan membawa keluarga ke luar negeri, dan mereka menolak ini menuntut kompensasi yang lebih besar. Dan untuk para karyawan serta fasilitas mereka di luar negeri,pengusaha harus menetapkan rencana-rencana keamanan yang lebih komprehensif,termasuk misalnya, rencana evakuasi untuk keamanan karyawan,jika hal itu menjadi sesuatu yang penting.
Melakukan Ukuran Perlindungan Para pengusaha melakukannya dalam beragam cara. Salah satunya dengan Tim Krisis. Banyak pengusaha memang butuh pelayanan dari tim krisis seperti ini, misalnya ketika mereka menerima peringatan bahwa elemen kriminal telah menculik atau menyandera salah satu dari ekspatriat mereka, atau mengancam seseorang dengan sesuatu yang membahayakan kecuali jika tuntutan dibayarkan.
Melakukan Ukuran Perlindungan :pengusaha melakukannya dalam beragam cara. Cara menggendalikan dengan Tim Krisis, banyak pengusaha memang butuh pelayanan dari tim krisis. Lalu mereka dapat meminta bantuan tim manajemen krisis ini,  misalnya ketika mereka menerima peringatan bahwa elemen kriminal telah menculik atau menyandera salah satu ekspariat mereka, atau mengancam seseorang dengan sesuatu yang membahayakan kecuali jika tuntutan dibayarkan.
Asuransi Penculikan dan Uang Tebusan (Kidnapping and Ransomi/ K& R)Memperkerjakan tim krisis dan membayar uang tebusan bisa sangat mahal bagi semua perusahaan kecuali perusahaan besar, jadi sebagian besar pengusaha dengan banyak karyawannya di luar negeri membeli asuransi penculikan dan uang tebusan. Satu atau dari beberapa kejadian dapat menyebabkan pembayaran dibawah kebijakan seperti ini. Salah satu yang jelas adalah ancaman(perlakuan yang membahayakan jasmani) dan penyanderaan(menahan karyawan tanpa tuntutan uang tebusan). Kejadian yang menyebabkan pembayaran lainyya termasuk ancaman untuk proprti atau produk kecuali pengusaha membayar jumlah tertentu.
Asuransi itu sendiri umumnya mencangkup beberapa biaya yang berkaitan dengan penculikan,pemaksaan yang bertentangan dengan hukum,atau upaya-upaya ancaman.
Menjaga para pelaku bisnis dari kejahatan dalam perjalan mereka adalah kekhususannya,tapi saran disini termasuk:
·         Memberikan pelatihan umum kepada ekspatriat tentang perjalan, hidup diluar negeri ,dan tempat yang akan meeka tuju,sehingga mereka lebih terorientasi saat tiba disana.
·         Beritahukan mereka agar tidak menarik perhatian bahwa mereka adalah orang asing
·         Mintalah para pelancong untuk tiba dibandara sedekat mungkin dengan waktu keberangkatan dan menunggu diarea yang jauh dari arus jalan utama dimana mereka  tidak dapat diamati dengan mudah
·         Perlengkapi mobil dan rumah ekspatriat dengan sistem keamanan yang memadai
·         Beri tahukan karyawan untuk tidak membuat rutinitas waktu kedatangan dan keberangkatan mereka dan juga mengambil rute perjalanan yang berbeda saat berangkat dan pulang dari pekerjaan
·         Berikan karyawan tentang kabar mengenai permasalahan kejahatan lainnya dengan secara teratur memeriksa , semisal, lembar informasi layanan saran perjalanan dan konduler Departemen Luar Negeri. Situs ini memberikan informasi terbaru tentang kemungkinan ancaman dihampir setiap negara di dunia.
·         Sarankan karyawan agar tetap terpecaya diri sepanjang waktu: bahasa tubuh dapat menarik perhatian pelaku kejahatan,dan orang-orang yang sering terlihat seperti korban kejahatan.







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bisnis internasional adalah penting, sehingga perusahaan harus dikelola secara global. Hal ini menghadapkan manajer dengan banyak tantangan baru, termasuk mengkoordinasikan operasi produksi, penjualan dan keuangan atas dasar seluruh dunia. Akibatnya perusahaan menekankan kebutuhan SDM internasional dengan menyeleksi, melatih, membayar dan melakukan repatriasi karyawan global.Perbedaan antara negara mempengaruhi proses MSDM sebuah perusahaan. Faktor budaya seperti individualisme versus kolektivisme menyatakan perbedaan dalam nilai dan sikap. Faktor ekonomi dan biaya pekerja membantu menentukan apakah penekanan SDM harus pada efisiensi, pembangunan komitmen atau suatu pendekatan lainnya. Hubungan industrial dan khususnya hubungan antara pekerja, serikat pekerja dan pengusaha mempengaruhi sifat dari kebijakan SDM, khususnya sebuah perusahaan antar negara,Penugasan ekspatriat gagal dalam jumlah besar, tetapi rata-rata dapat diperbaiki melalui seleksi yang teliti. Ada berbagai sumber yang dap[at digunakan SDM untuk menyusun staf domestik dan cabang luar negeri. Posisi manajerial sering kali diisi oleh orang lokal dari pada ekspatriat, tetapi tidak selalu demikian.Menyeleksi manajer untuk penugasan ekspatriat berarti menyaring mereka atas sifat yang diprediksi berhasil dalam beradaptasi pada lingkungan baru. Sifat demikian meliputi kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas, kekokohan budaya, orientasi sendiri dan situasi keluarga. Penyaringan kemampuan beradaptasi yang fokus pada kemungkinan keberhasilan keluarga dalam menangani penugasan luar negeri bisa menjadi langkah yang amat penting dalam seleksi.Pelatihan untuk para manajer luar negeri biasanya fokus pada perbedaan budaya, bagimana sikap mempengaruhi perilaku dan pengetahuan faktual tentang negara yang menjadi tujuan.Proses penilaian ekspatriat bisa menjadi rumit untuk memiliki penyelia sesuai kebutuhan, baik lokal atau kordinator pusat yang memberikan input kepada tikauan kinerja. Permasalahan repatriasi adalah umum. Permasalahan itu termasuk ketakutan yang mendasar yang sering dialami ekspatriat. MSDM strategis adalah menghubungkan SDM dengan sasaran dan tujuan startegis untuk memperbaiki kinerja bisnis danmengembangkan budaya organisasi yang memupuk inovasi dan fleksibilitas.





















DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar